Selasa, 22 Februari 2011

SOLO or SALA 

Lho..... !!!! Kok SOLO.......  Yang diucapkan dengan lafal O sempurna, seperti kita mengucap : bakso. Mengapa tidak diucapkan seperti kita menyebut kata : Sukoharjo, atau Purwokerto. Padahal menurut sejarahnya, sebutan kota Solo/Sala (yang mana?) berasal dari nama sebuah desa yang bernama desa Sala, yang menjadi cikal bakal kota/kerajaan Surakarta Hadiningrat, dengan penguasanya yang disebut Kyai Sala. Dan konon, kata sala berasal dari nama tumbuhan yang disebut pohon Sala. (ditulis dengan aksara Jawa sa dan la nglegeno). Bukan Solo. (yang bila ditulis dengan aksara Jawa, sa dan la menggunakan taling tarung).    
Bisa jadi, kesalahan pengucapan dikarenakan cara penulisan yang menggunakan huruf O. Tapi bila cara penulisan menggunakan huruf A, dapat pula menimbulkan salah ucap, menjadi SALA (seperti kita mengucap : Jakarta) Sama saja. Dengan demikian cara penulisan tak bisa dipersalahkan, karena huruf Jawa dan huruf alfabet memang berbeda.
Namun demikian kapan bergesernya kata 'sala' (diucapkan seperti : sukoharjo, purwokerto) menjadi 'solo' (diucapkan seperti : bakso), tak ada yang tahu jelas. Sebutan Kota Solo lebih umum dan terkenal dari pada Kota Sala .Sepertinya  mana yang benar dan mana yang salah, untuk saat ini tak jadi soal. Karena sepertinya bukan masalah benar dan salah, melainka umum dan tidak umum.Karena yang tidak benar kadang malah umum atau lebih dikenal, dan yang benar malah tidak umum atau tidak dikenal. Dan jadinya : salah  kaprah, bener malah ora lumrah.
Dibeberapa dekade yang lalu, mudah untuk membedakan mana orang Solo/Sala asli, dengan orang daerah/ diluar kota Solo/Sala. Bagi orang dalam kota akan menyebut kota 'Sala', sesuai dengan sejarah asal muasalnya, sedangkan bagi orang luar daerah akan menyebut kota 'Solo', sesuai dengan cara penulisannya.Namun kini, hampir semua orang menyebutnya Kota Solo. Begitu juga orang-orang penduduk aslinya. Dan yang jelas : andai Kyai Sala masih hidup kini, beliau bakal mencak-mencak dan protes keras jika namanya diubah menjadi Kyai Solo. Aku kira begitu.